Media Cakra101, Biak.– Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Marsma TNI Mujianto,S. T., M. Tr (Han), melaksanakan donor darah di Rumah Sakit Lanud Manuhua, jalan Singamangaraja Biak Kamis (25/7/2019).
Partisipasi para Komandan dari berbagai satuan turut mendonorkan darahnya, seperti, Danrem 173 Brigjen TNI Bachman, Danlanal Biak Kolonel Laut (P) Budi Darmawan, Irkoopsau III Kol Kal Anton Kusbiyanto, Para Kadis Lanud Manuhua, Aslog Kosek IV Kol. Kal Leodin Siregar, Aspers Kosek IV Kol. Adm Imam Supangat, Pabandyapers Kosek IV Letkol Adm Burhanudin, Dandim Biak Letkol Inf. Ricardo Siregar, M. Han., Dasatpom Lanud Manuhua Letkol Pom Eko Slamet Widodo, Danlanudal Mayor Laut (P) Slamet Riyanto. Danyonko 463 Paskas Mayor Pas Sonni W. Y., Dansatkomlek Kosek IV Kapten Lek Wahyu, Danramil Biak Kapten Inf. Supar.
Donor darah dalam rangkaian kegiatan peringatan ke-72 Hari Bakti TNI Angkatan Udara ini mengisi kantong darah sebanyak 128 pendonor. Para pendonor yang berpartisipasi tidak saja dari lingkungan TNI/POLRI namun juga dari berbagai elemen masyarakat Biak.
Partisipasi pendonor dari anggota berbagai satuan seperti: Koopsau III, Kosek IV, Lanal Biak, Skdron Udara 27, Lanudal, Yonko Paskas 468, Satrad, PIA Ardhya Garini, Korem 173, Kodim, Pom TNI AD, Polres, Basarnas, PT. Garuda Indonesia, KKP Biak, BRI, Tzu Chi, Sta. PSDKP Biak dan anggota Lanud Manuhua.
Momentum peringatan hari bakti TNI Angkatan Udara dan kegiatan Donor Darah, dapat dijadikan sebagai titik evaluasi. Pengorbanan pejuang dan perintis TNI Angkatan Udara dalam Serangan Udara ke markas militer Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga pada subuh 29 Juli 1947 menjadi pemicu amarah Belanda untuk menembak jatuh pesawat pesawat Dakota (VT CLA) milik pengusaha India.
Pesawat ini mengangkut tokoh perintis TNI Angkatan Udara Agustinus Adisucipto, Abdulrahman Saleh, Adi Sumarmo dan membawa obat obatan dari Malaya (Singapura) menuju Yogjakarta dalam misi kemanusiaan dari Palang Merah Internasional. Pesawat Dakota ditembak oleh pesawat pemburu Kitty Hawk Belanda kemudian jatuh di desa Ngoto Yogjakarta yang menewaskan tiga tokoh pejuang TNI Angkatan Udara.
Perenungan peristiwa ini dan evaluasi sejauh mana bakti yang sudah kita lakukan untuk bangsa, dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperbaiki pengabdian kepada bangsa. “Berikan darahmu untuk negrimu, karena setetes darah sangat berharga menyambung nyawa anak negeri”
MC101-Dispenau/Pen-MNA Biak