Cakra101, Kota Semarang.- Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut (RSIGM) Sultan Agung Kota Semarang, nelayan KNTI, dan relawan Bolonemase melakukan kolaborasi memberikan persembahan pengabdian kepada masyarakat Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah, berupa edukasi terhadap stunting dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara gratis, Sabtu 17 Mei 2025 di posko KNTI, Bolonemase Tambaklorok, Kota Semarang.
Kegiatan dilaksanakan pada pukul 09.00 hingga 14.00 WIB dengan jumlah peserta terdaftar sebanyak 110 orang warga yang antusias, di bawah koordinasi drg. Diaz Akbar Hidayat dibantu oleh 5 dokter gigi spesialis, 15 dokter gigi, relawan Bolonemase, dan KNTI Jateng untuk mendukung program pemerintah Indonesia Bebas Karies 2030 menuju generasi emas Indonesia. Karies atau gigi berlubang merupakan masalah kesehatan gigi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup karena selain menyebabkan rasa sakit, dapat menyebarkan infeksi kebagian tubuh lainnya sehingga berdampak pada penurunan produktivitas.
Kegiatan diawali dengan pengisian formulir data diri di meja registrasi. Selanjutnya, peserta kegiatan akan dipanggil menuju meja pemeriksaan. Peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan terkait kesehatan gigi dan mulut kepada dokter gigi yang menangani. Kemudian, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan rongga mulut dan gigi dari peserta kegiatan tersebut. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan kemudian diperlihatkan pada peserta mengenai kondisi rongga mulut dan gigi mereka. Dokter gigi akan memberikan edukasi serta instruksi tergantung kondisi yang dialami oleh peserta. Selanjutnya, peserta yang meneirma diagnosa memerlukan perawatan lanjutan diberikan lembar rujukan untuk melakukan tindakan perawatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan Agung (Unisula) bertempat di Jl. Kaligawe Raya No.Km.4, Terboyo Kulon, Kec. Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Banyak dari warga Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi yang berpengaruh pada kualitas hidup dan produktivitas. Pola hidup dan makan yang kurang baik, ditambah dengan kebiasaan tidak menyikat gigi menjadi faktor utama penyebab prevalensi dari insidensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia yang meningkat setiap tahunnya.
“Kebiasaan tidak menyikat gigi penyebab kasus penyakit gigi terus meningkat. Terkait stunting, tidak perlu waktu lama agar kebiasaan tersebut menyebabkan karies atau gigi berlubang. Saat anak terkena infeksi atau karies gigi, nafsu makan bisa berkurang, menyebabkan kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Jika sejak usia balita sudah terkena masalah pada gigi dan mulut, sudah jelas akan mempengaruhi gizi dan nutrisi yang diterima. Dampak jangka panjangnya adalah resiko terkena stunting.”, konfirmasi drg. Diaz Akbar Hidayat, dokter gigi dari RSIGM Sultan Agung Kota Semarang.
Menanggapi masalah ini, Ibu Novi menyampaikan bahwa Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut (RSIGM) Sultan Agung akan terus memberikan bantuan program-program kesehatan gigi dan mulut kepada warga dengan meningkatkan kesadaran kesehatan gigi sebagai bentuk kepedulian dan rasa cinta RSIGM Sultan Agung kepada warga sekitar.
“Program ini kami tujukan untuk memberikan perawatan gigi dasar pada masyarakat sekitar, seperti pencabutan, penambalan gigi, hingga pembersihan karang gigi, karena kita tahu bahwa Indonesia ini masih memiliki angka kesadaran akan kesehatan gigi terutama Karies atau gigi berlubang yang minim.”, ungkapnya.
Slamet Ari Nugroho, selaku warga setempat merangkap ketua KNTI Jawa Tengah menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan, “Kami berterima kasih atas kerjasama yang luar biasa dengan RSIGM Sultan Agung Kota Semarang. Hadirnya para dokter ahli yang dibantu relawan bolonemase menjadikan kegiatan ini bermanfaat bagi sesama. Dengan kegiatan ini, masyarakat di Tambaklorok bisa paham pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini. Kolaborasi ini juga akan membentuk pribadi yang santun diantara warga nelayan Tambaklorok yang dibangun atas rasa peduli sesama untuk melahirkan empati. Semoga kegiatan ini dapat diadakan lagi di masa depan dan dikembangkan, mengingat pentingnya kesehatan gigi.”.
Pada kesempatan yang sama, Mas Bayu, relawan Bolonemase Semarang juga turut menyampaikan rasa terimakasihnya dan menyampaikan, “Kegiatan edukasi dan pemeriksaan gigi mulut ini adalah bentuk nyata kepedulian dan empati dari para dokter gigi di RSIGM, relawan bolonemase, danKNTI yang tidak pernah lelah berkontribusi dalam memberikan kegiatan sosial kepada warga masyarakat, yang dilaksanakan sesuai dengan instruksi Koornas Bolonemase, Kuwat Hermawan Santoso, untuk tidak pernah lelah dalam berkontribusi sebagai garda terdepan dalam pengabdian pada masyarakyat dan menopang program-program pemerintah untuk kemajuan anak bangsa.”
Kuwat Hermawan Santoso, Koornas Bolonemase, mengekspresikan rasa terimakasih dan apresiasinya terhadap kegiatan ini via video call yang disampaikan selama durasi kegiatan. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang luar biasa dan dapat dijadikan sebagai teladan karya nyata dalam mencegah stunting yang terkait asupan nutrisi pertumbuh yang dapat terhambat dengan permasalahan kesehatan mulut dan gigi. Ia menghimbau bahwa dalam proses pencegahan masalah kesehatan masyarakat, fokus terhadap edukasi adalah prioritas utama, mengingat biaya, waktu, dan efektivitas dari infrastrukur fasilitas kesehatan Indonesia yang belum optimal. Ia mengutarakan bahwa salah satu investasi terbaik adalah sektor pendidikan kesehatan pada anak-anak sejak usia dini.
“Idealnya, ada kurikulum kesehatan nasional. Pada tingkat SD diajarkan dasar-dasar merawat diri dan pola hidup sehat. Pada tingkat SMP diajarkan pertolongan pertama dan penyakit ringan atau umum. Pada tingkat SMA bisa masuk ke materi lanjut seperti bantuan hidup dasar atau penanganan darurat sederhana. Apabila ini bisa dicapai kita bisa menurunkan beban penyakit di masa depan secara drastis.”, tutupnya.
MC101 – W012