Cakra101, Teluk Wondama.- Matahari belum tinggi saat suara derap langkah terdengar di jalan setapak yang basah oleh embun pagi. Rombongan kecil membawa ransel berisi bendera Merah Putih, obat-obatan, dan sembako. Mereka menembus hutan, melintasi sungai kecil, bahkan harus memanjat bukit demi satu tujuannya menyapa warga di kampung yang jarang sekali dikunjungi.
Di Kampung Urere dan Undurara, Distrik Naikere, anak-anak berlarian menyambut dengan senyum lebar. Sebagian hanya mengenakan kaus tipis, tapi tatapan mereka berbinar saat bendera Merah Putih dikibarkan di tengah lapangan tanah. Tak lama, suara lagu kebangsaan mengalun lirih (terdengar lembut), tapi penuh kebanggaan.
Safari Merah Putih Wondama 2025 yang digelar Kodim 1811/Teluk Wondama bersama Forkopimda ini berlangsung mulai 8 hingga 14 Agustus 2025, menjangkau sejumlah kampung terpencil. Rombongan membawa 360 paket sembako, 120 buah selimut, 240 kelambu, 360 bendera, dan 6 paket obat-obatan, yang dibagikan langsung kepada warga yang membutuhkan.
Tak sekadar membawa logistik, rombongan juga membawa pelayanan pengobatan gratis, pencatatan kependudukan, pembagian Kartu Keluarga, dan wawasan kebangsaan. Bendera Merah Putih dibagikan bukan hanya sebagai kain, melainkan simbol bahwa mereka adalah bagian utuh dari Indonesia.
Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri, S.E., M.M., yang turut berjalan kaki bersama rombongan, mengatakan, “Safari Merah Putih Wondama 2025 adalah langkah nyata kami untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, serta memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang ada.”

Medan berat tak menyurutkan semangat rombongan yang terdiri dari Wakil Bupati, Dandim 1811/TW, Kapolres TW, dan para kepala dinas. Peluh bercampur lumpur, namun setiap jabat tangan dan pelukan warga menjadi energi penghapus lelah.
Di ujung perjalanan, seorang ibu lanjut usia memeluk erat bendera yang baru saja diberikan. “Bendera ini akan saya jaga baik-baik. Supaya cucu saya tahu, kita ini Indonesia,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Di sanalah, di ujung negeri, Merah Putih berkibar, membawa pesan bahwa kemerdekaan bukan hanya milik kota, tapi juga milik setiap jantung yang berdetak di pelosok Wondama.
MC101 – Pendam XVIII / Kasuari, Dispenad