JAKARTA, Cakra101.com – Dalam menangani masalah kependudukan, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang cukup sukses dalam menjalankan program keluarga berencana (KB) sejak dekade 1970-an. Keberhasilan tersebut kini mulai menunjukkan hasil nyata dan manfaat jangka panjang bagi pembangunan nasional. Namun, seiring dengan meningkatnya kualitas dan dinamika penduduk, Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan demografi baru.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan setidaknya terdapat empat tantangan utama demografi yang akan dihadapi Indonesia dalam beberapa dekade ke depan, yang belum pernah dialami pada periode sebelumnya. Hal tersebut disampaikannya dalam United Nations Population Fund (UNFPA) High-Level Dialogue yang digelar di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Tantangan pertama adalah peningkatan pendapatan seiring dengan bertumbuhnya kelas menengah yang meningkatkan aspirasi masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan politik. Menurutnya, Indonesia harus siap dengan pemikiran baru karena dengan pendapatan per kapita yang meningkat, baik di tingkat nasional maupun regional, aspirasi sosial politik masyarakat akan berbeda dari sebelumnya.
“Kita tahu bahwa middle class, kelompok middle class yang meningkat itu bergerak sejajar dengan aspirasi yang meningkat. Aspirasi mengenai pendidikan, aspirasi mengenai kesehatan, termasuk aspirasi politik yang juga akan meningkat. Dia tidak hanya menginginkan untuk dirinya sendiri, bahkan dia menginginkan untuk generasi berikutnya, their offspring. Nah itu akan menjadi sangat-sangat penting. Ini mesti di handle,” ungkap Wamenkeu Suahasil.
Tantangan kedua, laju urbanisasi yang signifikan. Wamenkeu memperkirakan sekitar 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan dalam 20 hingga 25 tahun ke depan. Perbedaan karakteristik, kebutuhan, dan aspirasi antara masyarakat perkotaan dan perdesaan menjadi tantangan tersendiri yang perlu diantisipasi melalui perencanaan pembangunan yang matang dan inklusif.
Ketiga, Indonesia akan menghadapi masalah aging population. Seiring dengan meningkatnya harapan hidup penduduk, struktur demografi nasional akan didominasi oleh penduduk usia lanjut. Wamenkeu menekankan pentingnya memanfaatkan peluang second demographic dividend agar peningkatan usia harapan hidup tetap dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian.
Terakhir, Wamenkeu juga menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan dalam ekonomi. Partisipasi perempuan, baik di pasar tenaga kerja maupun dalam ekonomi secara keseluruhan, menjadi kunci penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
“Menurut saya juga tantangan besar kita yaitu female participation in the economy. Bukan hanya in the labor market, tapi in the economy. Karena kalau hanya sekedar di labor market nanti akan ada orang labor market bilang itu gak ada marketnya, nggak ada nilainya. Padahal di dalam ekonomi, dia punya nilai yang luar biasa, yang menjadi salah satu corner dari ekonomi yang tumbuh tadi,” pungkas Wamenkeu Suahasil.
MC101 – Biro KLI dj/al






