CAKRA101, Yogyakarta- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos membuka Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), di Muspusdirla, Yogyakarta, Kamis (8/12/2022).
FGD mengangkat tema Revitalisasi Muspusdirla Menuju Museum Yang Informatif dan Modern. Dalam acara ini menghadirkan 3 narasumber yaitu Dr. Sektiadi Praktisi Permuseuman UGM, R. Bg. Ananta Hari Noorsasetya, S.Sn, M.Ikom., Dosen Universitas Mercubuana Jakarta dan Sinang Aribowo dari komunitas Museum.
Dalam sambutannya, Kadispenau menyampaikan, revitalisasi Muspusdirla merupakan tindak lanjut dari arahan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo untuk menjadikan Muspusdirla semakin menarik, informatif dan modern.
Selain itu, melalui revitalisasi, diharapkan di masa yang akan datang Muspusdirla dapat menjadi World Class Museum, mengingat koleksinya terlengkap di Asia Tenggara.
“Melalui Focus Group Discussion, Dispenau ingin mendapatkan masukan dalam merevitalisasi Muspusdirla sehingga dapat menjadi world class museum,” ucap Kadispenau.
Terkait dengan pengembangan Muspusdirla, Ananta Hari Noorsasetyo dalam paparannya yang berjudul Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yang Ciamik, mengungkapkan Muspusdirla memiliki nilai plus, berupa rating tinggi di media sosial seperti FB, Google, dan Instagram di samping bangunan yang terintegrasi dengan baik.
“Plus value inilah yang perlu dimaksimalkan dalam merevitalisasi Muspusdirla,” terang Ananta
Senada dengan Ananta Hari Noosasetya, Dr. Sektiadi berpendapat penataan Muspusdirla yang modern perlu sentuhan digital untuk menarik pengunjung yang lebih banyak. Ditekankannya pula pentingnya pengembangan tema pameran, visualisasi pameran, penambahan sarana aktivitas edukasi serta peningkatan kegiatan kehumasan. Hal ini dimaksudkan agar Muspusdirla menjadi Lokomotif Permuseuman di Yogyakarta.
Sementara Sinang Aribowo selaku pemerhati Museum menekankan pentingnya pendokumentasian lahan dan koleksi. Disarankannya tata koleksi harus dirangkai dalam sebuah cerita, yang menonjolkan sisi heroisme TNI Angkatan Udara.
Ditambahkannya untuk menjadi museum kelas dunia, Muspusdirla harus benar-benar siap dari semua sisi, termasuk kerapian dan kenyamanan museum.
FGD yang dipandu Duta Museum Yogyakarta, Joana Zettira, diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pemberian cinderamata dari Kadispenau kepada narasumber dan penanggap.
Turut hadir, Ar. G. Budi Yulianto (Ketua Umum IAI), Anas Syahrul A (CEO Rajawali Indonesia Communication), Agus (Ketua JFC), Alex (Pemerhati Museum), dan para Ketua Bamus Museum Provinsi DIY.
MC101-Dispenau