Indonesia Dorong Pemanfaatan AI yang Inklusif dan Bertanggung Jawab di Forum Bank Dunia–IMF

WASHINGTON D.C., Cakra101.com – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menyampaikan pandangan strategis Indonesia mengenai peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam membentuk masa depan pekerjaan. Hal ini ia ungkap saat berbicara dalam forum Executive Dialogue bertema “The Role of Artificial Intelligence (AI) in Shaping Future Jobs: Are We Ready?”, yang digelar pada rangkaian Pertemuan Bersama Gubernur ke-56 Bank Dunia dan IMF di Washington D.C, Rabu (15/10/2025).

“Pertanyaan sesungguhnya bukanlah apakah kita siap untuk AI, tetapi bagaimana kita dapat membuat AI bekerja untuk kita – untuk rakyat kita dan untuk tujuan pembangunan bersama kita.” Pernyataan ini menekankan pentingnya pendekatan proaktif dan manusiawi dalam mengadopsi teknologi AI,” terang Wamenkeu Thomas.

Wamenkeu Thomas menyoroti potensi besar AI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global, termasuk estimasi peningkatan PDB dunia hingga 7% dalam satu dekade mendatang. Namun, ia juga mengingatkan perlunya memastikan bahwa manfaat AI didistribusikan secara adil agar tidak memperlebar ketimpangan.

Menurut Wamenkeu, keberhasilan AI tidak hanya diukur dari peningkatan efisiensi, tetapi juga dari sejauh mana teknologi ini membuka peluang bagi masyarakat dan pelaku usaha. Untuk itu, Indonesia menekankan pentingnya penguatan tiga pilar utama, yaitu infrastruktur digital, pengembangan modal manusia, serta inovasi dan kolaborasi lintas sektor.

Wamenkeu Thomas juga menegaskan perlunya pengelolaan AI yang bertanggung jawab melalui peningkatan keterampilan berkelanjutan (reskilling), penerapan prinsip keadilan dan transparansi, serta mendorong persaingan yang sehat.

“AI harus dikelola dengan bijak—bukan untuk ditakuti—agar dapat meningkatkan, bukan menggantikan, pertimbangan manusia,” tegasnya.

Indonesia menilai tidak ada negara yang dapat mempersiapkan diri menghadapi revolusi AI secara sendirian. Oleh karena itu, kerja sama regional dan global dinilai krusial untuk memastikan semua negara, termasuk ekonomi berkembang, dapat meraih manfaat dari teknologi ini.

Sebagai penutup, Wamenkeu Thomas menyerukan peran aktif Bank Dunia dan IMF dalam mendukung kesiapan AI melalui investasi di bidang infrastruktur digital, tata kelola, dan penguatan sumber daya manusia. Dengan prinsip bahwa “AI harus melayani manusia”, Indonesia bersama negara-negara South-East Asia Voting Group (SEAVG) berkomitmen menjadikan AI sebagai sarana inklusi dan kemakmuran bersama.

(MC101 – Biro KLI nug/al)

Back To Top