Cakra101, Manokwari.- Ingat, kebersamaan prajurit infanteri dengan rakyat merupakan cerminan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Prajurit Infanteri bersama rakyat serta komponen bangsa lainnya diharapkan mampu menggelorakan kembali semangat persatuan dan kesatuan, nasionalisme bangsa, bela negara dan cinta tanah air, dalam upaya memperkokoh kemanunggalan TNI dengan rakyat.
Hal ini disampaikan Komandan Pussenif, Letnan Jenderal TNI, Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., dalam amanat tertulisnya yang diacakan oleh Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah, S.E., M.Tr.(Han)., saat upacara Hari Juang Infanteri ke 75, di lapangan belakang Makodam, Trikora, Arfai 1, Manokwari, Papua Barat, pada Selasa (19/12/2023).
Pada upacara yang diikuti oleh Kasdam XVIII/Kasuari, Brigjen TNI Yusuf Ragainaga dan para pejabat serta seluruh prajurit Kodam ini, Pangdam menyampaikan bahwa salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah peristiwa saat menghadapi agresi militer belanda ke 2 tanggal 19 Desember 1948, dimana pada saat itu, Panglima besar Jenderal Sudirman mengeluarkan perintah kilat yang ditujukan kepada Angkatan Perang Republik Indonesia untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan, agar melaksanakan longmarch kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wehrkreise sebagai titik-titik kuat perang gerilya.
“Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948, nilai-nilai perjuangan para Pahlawan yang memenangkan pertempuran Ambarawa dalam menghadapi Tentara Belanda sehingga diabadikan sebagai Hari Juang Infanteri, yang merupakan simbol kejayaan dan kemuliaan korps yang harus dijunjung tinggi, Korps Infanteri adalah korps yang terbesar di TNI Angkatan Darat, namun demikian dalam upaya memenangkan suatu pertempuran atau peperangan, Korps Infanteri harus bekerjasama dan bersinergi dengan semua kecabangan, karena setiap kecabangan memiliki peran masing-masing dalam setiap pertempuran,” ucapnya.
Ia menambahkan, Ibu kandung prajurit Korps Infanteri adalah rakyat, nafas dan rohnya adalah pengabdian kepada rakyat, bangsa dan negara.
“Prajurit Korps Infanteri harus bersama dengan rakyat karena hanya bersama rakyat akan kuat dalam menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara, kerjasama dan sinergitas TNI-Rakyat harus terus ditingkatkan karena tantangan bagi eksistensi bangsa dan negara kedepan akan lebih berat dan kompleks, kebersamaan TNI-Polri dengan masyarakat, Pemerintah Daerah dan unsur lainnya sangat diperlukan guna mempercepat pemerataan hasil-hasil pembangunan, pengentasan kemiskinan serta menciptakan kondisi rasa aman bagi rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang baik ini, iapun mengajak para prajurit untuk melanjutkan pengorbanan oleh para sesepuh prajurit Infanteri dengan menunjukkan sikap tegas, tegar dan disiplin serta tunjukkan kemampuan yang handal sebagai prajurit profesional.
“Tunjukkan solidaritas dan integritas serta menghindari segala perbuatan tercela yang dapat merusak citra dan nama baik TNI Angkatan Darat di mata rakyat,” katanya.
Dalam upacara yang diselenggarakan secara sederhana namun khidmat ini, diwarnai dengan penampilan “Pasukan Tradisional Tahun 1945” sebagai kilas balik perjuangan rakyat Indonesia yang tergabung dalam ketentaraan di masa lampau. Mereka, para pendahulu dan pejuang kita, dengan menggunakan pakaian dan perlengkapan yang sederhana, dorongan logistik seadanya, dan hanya dengan persenjataan seadanya, seperti tombak bambu, parang, dan golok, serta senjata hasil rampasan tentara sekutu, namun terus gigih berjuang dalam merebut kemerdekaan dan mengawal keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, dalam upacara juga terdapat rangkaian kegiatan penyerahan simbol Yuddha Wastu Pramuka oleh Peleton Yuddha Wastu Pramuka Jaya terakhir. Hal ini merupakan manifestasi dari bentuk jiwa korsa sekaligus kebanggaan bagi Prajurit Infanteri, sebagai pasukan terdepan dalam setiap pertempuran. Lebih dari itu, juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kejuangan, semangat pantang menyerah, dan keteladanan Panglima Besar Jenderal Sudirman kepada generasi muda TNI Angkatan Darat.
MC101 – Pendam XVIII/Ksr